Skip to main content

KALIWUNGU TELAT MENYADARI KESENIAN DRUMBLEK DARI KABUPATEN LAIN.


                
Apakah seni begitu penting?
                Meski sejarah kesenian di daerah berkembang sesuai dengan masyarakatnya.  Tapi pertanyaan ini tidak bisa dijawab sepihak oleh saya sendiri. Jika kalau pertanyaanya menjadi
“Bagaimana kalau KALIWUNGU tidak memiliki tontonan (seni tradisional pertunjukan) yang ditontonkan secara masal? Yang mencirikan KALIWUNGU, syarat akan makna kedaerahan, kerakyatan,  memberikan nilai edukasi. Apa yang akan terjadi?
                BARONGAN pernah berkembang di kaliwungu akan tetapi sebagian remaja memanfaatkanya untuk tawuran, sering terjadi pertempuran grup Barongan saat sahur pada puasa ramadhan. Barongan juga pernah menjadi hal yang dikomentari musyrik oleh beberapa ulama KAlIWUNGU. Begitu juga dengan kesenian tradisional yang lain seperti JARAN EBLEK dll. Berbeda dengan nasib kesenian yang ada di kendal yang memiliki PAGUYUBAN SENI BARONGAN KENDAL. Ada sekitar 19 grup kesenian berdasarkan event tradisional mengikuti Festival Seni Pertunjukan Rakyat yang digelar di Lapangan Bakti Kec Gemuh. Festival yang diadakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab Kendal (sumber: http://swarakendal.com/2017/10/12/grup-barongan-dominasi-festival-seni-pertunjukkan-rakyat-kendal/) alasan yang paling kuat adalah karena di kendal tidak banyak kecaman dari para ULAMA tentang kesenian tersebut. REBBANA DLL masih banyak kesenian yang tidak berkembang sampai muncul ke permukaan sebagai seni menjadi tradisi bahkan menjadi kebudayaan masyarakat KALIWUNGU.
                “Seni pertunjukkan merupakan sebuah ungkapan budaya, wahana untuk menyampaikan nilai-nilai budaya dan perwujudan serta norma-norma estetikartistik yang berkembang sesuai dengan zaman, dan wilayah dimana bentuk seni pertunjukan itu tumbuh dan berkembang (Bagus Susetyo : 2007). (saya mengambil dari salah satu skripsi (SENI PERTUNJUKAN MARCHING BLECK “AKRAB” oleh Asfiyah)  seni pertunjukan rakyat pada umumnya memiliki nilai sejarah atau paling tidak memiliki nilai sebagai budaya kalau tidak memiliki maka minimal punya kreatifitas yang berbeda
                Musik drumblek ini pertama kali muncul pada tahun 1986 di desa pancuran (Salatiga) yang dimotori oleh salah seorang warga bernama Masruri yang menggunakan barang-barang bekas sebagai alat musik utamanya. (sumberhttp://www.kotasalatiga.com/drumblek-salah-satu-aset-kesenian-kota-salatiga/) hal ini sama yang terjadi di masyarakat KALIWUNGU akan tetapi meskipun sama kalau dilihat dari improvisasi alat yang digunakan berbeda
                Meskipun begitu masih terdapat improvisasi yang berbeda dalam bidang alat kostum dan personil yang digunakan misalnhya drumblek salatiga selalu menggunakan alat berupa kenthongan yang ada cangkelongan (semacam sabuk untuk alat drumblek, personil yang banyak sehingga gerakan dan kostum mirip marchingband yang hanya alatnya saja yang seadanya, dll
images (8).jpg
drumblek-750x235.jpg
Seni drumblek kaliwungu
Salah satu grup drumblek terkenal Kresendo lebih kental di performnya, tidak harus mengguanakn kenthongan,
maxresdefault.jpg
                Seni pertunjukan di Indonesia sangatlah beragam dan banyak jenisnya, baik yang masih asli berasal dari kebudayaan murni masyarakat Indonesia di masa lalu, maupun yang telah dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa lain (Bagus Susetyo : 2007). (saya mengambil dari salah satu skripsi (SENI PERTUNJUKAN MARCHING BLECK “AKRAB” oleh Asfiyah)
Meskipun bbisa dikatakan hampir tidak ada bedanya, dari segi sejarahnya pun sudah berbeda, kalau di kaliwunugu menurut penuturab orang tua drumblek berasal dari kesibukan anak muda yang ingin membangunkan orang sahur makanya event-event drumblek yang ada dikaliwungu dalam rangka membangunkanm orang sahur seperti #gus alam cup.
masih ada banyak kota seperti magelang, jogja , bali dan kota-kota lainya yang belum di bahas

Menerima kritik dan saran
 Jika berminat mngembangkan kesenian membuat paguyuban drumblek di kaliwungu secara teori dan keilmuan hub ungi saya di pungkuran,kutoharjo, kaliwungu kendal.
Pi2n30s, menulis, menggambar,mendesain
Wa 085707360257
27 6 2018
               


Comments

Popular posts from this blog

Monolog Balada Sumarah Karya Tentrem Lestari

Monolog Balada Sumarah Karya Tentrem Lestari SIANG ITU MATAHARI MEMBARA DI ATAS KEPALA.   DI SEBUAH SIDING PENGADILAN TERHADAP SEORANG PEREMPUAN YANG TERTUDUH TELAH MELAKUKAN PEMBUNUHAN TERHADAP MAJIKANNYA, AKU SEPERTI DIDERA UCAPANNYA.   SEPERTI DILUCUTI HINGGA TANGGAL SELURUH ATRIBUT PAKAIAN BAHKAN KULIT-KULITKU.   PEREMPUAN ITU, BERNAMA SUMARAH, TKW ASAL INDONESIA.   DINGIN DAN BEKU WAJAHNYA.   DAN MELUNCURLAH BAIT-BAIT KATA ITU : Dewan Hakim yang terhormat, sebelumnya perkenankan saya meralat ucapan jaksa, ini bukan pembelaan.   Saya tidak merasa akan melakukan pembelaan terhadap diri saya sendiri, karena ini bukan pembenaran.   Apapun yang akan saya katakana adalah hitam putih diri saya, merah biru abu-abu saya, belang loreng, gelap cahaya diri saya.   Nama saya Sumarah.   Seorang perempuan, seorang TKW, seorang pembunuh, dan seorang pesakitan.   Bena...

Monolog KAUS KAKI BOLONG

Monolog KAUS KAKI BOLONG Karya Hermana HMT PANGGUNG TERASA MAGIS. SUASANA DIBANGUN OLEH BUNYI ALAT MUSIK GESEK YANG DIPADU DENGAN SUARA ORANG-ORANG BERGUMAM. DI TENGAH PANGGUNG TAMPAK SATU SOSOK TUBUH TERBARING KAKU, TERTUTUP KAIN BATIK SEPERTI MAYAT DAN DI BELAKANGNYA BERDIRI SEBUAH KURSI LIPAT. NGIGAU Ini bukan salahku ! Aku tidak tahu menahu soal itu. Sungguh ! Tidak. Tidak! Jangan pandangi aku seperti itu. Aku…aku.. ahhh ! LAKI-LAKI ITU BERDIRI. IA MENATAP KE SEGALA PENJURU, YANG MANA TIAP LIRIKANNYA CUKUP PELAN DAN MENGANDUNG MISTERI Kenapa kalian pandangi aku seperti itu ? Jangan asal, ya ! Memangnya aku ini apa ? Aku bukanlah barang antik yang suka di pajang di etalase-etalase, atau bintang film murahan koliksi para cukong, apalagi doger monyet yang sering ngamen di pasar malam ! Oh, barang kali kalian suka sama aku. Suka, ya ? Heh ! Tidak ? Ah suka. Jangan munafik deh. Tu kan…tu kan suka. MELUDAH Pu...

naskah Monolog ATAS NAMA DOA atawa SENYUM LASTRI Karya: Lintang Ismaya

Monolog ATAS NAMA DOA atawa SENYUM LASTRI Karya: Lintang Ismaya RUANG PENJARA. PESAKITAN TAMPAK TIDUR SEPERTI ANJING. DARI ATAS LANGIT-LANGIT JATUH BUKU DAN BOLPOINT MENIMPA MUKANYA. TERDENGAR SUARA SESEORANG Besok, hari terindahmu, --menghadapi duabelas regu pasukan tembak. Tulislah biografi hidupmu, biar semuanya jelas. Siapa tahu kau jadi figure yang fantastic bagi generasi mendatang? ORANG ITU TERTAWA. PESAKITAN BANGUN SECARA PERLAHAN-LAHAN. MELIHAT SEKITAR. MELIHAT KE ARAH SUMBER SUARA. MENGAMBIL BUKU DAN BOLPOINT. PESAKITAN TERTAWA LEPAS. BERNYANYI-NYANYI RIANG. SEPERTI MENULISKAN SESUATU DI DALAM BUKU TERSEBUT. Seseorang datang dan pergi di kehidupanku. Seperti angin waktu yang kerap menyimpan ribuan rahasia. Begitulah adanya hidupku. Aku terbentuk. Terpatok. Terpenjara. Terkontaminasi. Terseok-seok. Menjadi sesosok diriku. Lahir dan tumbuh, sampai akhirnya terpatri di tempat ini....