Skip to main content

Naskah Bayi Yang Tertawa Karya Radhar Panca Dahana

  
Lakon
Bayi Yang Tertawa
Karya Radhar Panca Dahana
















PANGGUNG DIBUKA OLEH SEBUAH CAHAYA KECIL YANG CUKUP TERANG UNTUK MEMPERLIHATKAN WUJUD YANG INDAH DARI WANITA 1. IA TENGAH DUDUK DI TENGAH PANGGUNG (SEDIKIT AGAK KANAN) DENGAN GAYA SEORANG DEWI. ANGGUN TAK TERGOYAHKAN. GERAKNYA LAMBAT MENIMBULKAN SIMPATI. SEJENAK IA MEMAINKAN SALAH SATU BAGIAN TUBUH ATAU PERANGKATNYA (BISA RAMBUT, UJUNG BAJU, KALUNG, APA PUN)

CAHAYA MUNCUL KEMBALI PERLAHAN. SECARA GRADUAL  MEMPERLIHATKAN TUBUH LELAKI 2 YANG DENGAN GAGAH DAN MANTAP BERJALAN PERLAHAN MENUJU WANITA 1. KEDUANYA SALING MEMANDANG DENGAN JARAK DEKAT. DENGAN PENCIPTAAN DUNIA CINTA DI ANTARA KEDUANYA.

LELAKI 2 
Istriku..

HANYA ITU YANG TERUCAP. TAPI SEBUAH DUNIA TERBUKA. DUNIA DARI DALAM DIRI MASING-MASING KEDUA ORANG ITU. MEREKA MASUK DALAM SUASANA MASYUK. NAMUN SAAT SUASANA ITU HAMPIR TENGGELAM DALAM, SESEORANG MUNCUL TIBA-TIBA. DITANDAI DENGAN CAHAYA YANG KERAS DATANGNYA MENAMPILKAN LELAKI 1.

LELAKI DENGAN PERAWAKAN DAN PEMBAWAAN SEPERTI TERGAMBAR DALAM KARAKTERNYA DI ATAS, MUNCUL DENGAN SATU SUARA YANG AGAK MENGHENTAK KESUNYIAN MENGARAH PADA WANITA 1 YANG IA SEBUT DENGAN SATU SEBUTAN KESAYANGAN.

LELAKI 2 CUKUP TERKEJUT DAN PERLAHAN MENYINGKIR. SEPERTI ADA RASA JERI. WANITA 1 TAK KUASA MENAHANNYA. ADA RONA KECEWA YANG BERAT DI WAJAHNYA, WALAU IA BERUSAHA TIDAK TAMPAKKAN.

KINI PERHATIAN WANITA 1 JADI TERTUMPAH PADA LELAKI 1 YANG SEKONYONG MASUK, MENYAPA, MENGAJAKNYA BICARA, MERAYU BIRU, MENAWARKAN SEMUA. LELAKI 1 MEMINTA SEMUA JAWABAN, TAPI WANITA 1 HANYA BERGERAK KECIL DENGAN TUBUHNYA. WAJAHNYA TANPA EKSPRESI. ADA JAWABAN TAPI BEGITU KABUR DENGAN SEGALA KEMUNGKINANNYA.

LELAKI 1 SUNGGUH PENASARAN. BAHKAN IA HARUS MEMOJOKKAN ATAU MERENDAHKAN LELAKI 2 YANG ATASANNYA SENDIRI.

LELAKI 1 
Dia itu impoten...

KATANYA ANTARA LAIN. DI SAAT ITU LAMPU TEMARAM MENERANGI LELAKI 2. WAJAHNYA BURAM, SEPERTI DI KEJAUHAN –TAK TERLIHAT LELAKI 1—TAPI DAPAT MELIHAT JELAS KEJADIAN DI TENGAH PANGGUNG.

LELAKI 1 MAKIN BERNYALA. NAFAS DAN NAFSUNYA MEMBURU. IA MERASA PASTI WANITA 1 PUN MERASA DEMIKIAN. NAMUN IA TAK BERANI MENYENTUHNYA. BEBERAPA KALI IA BERUSAHA TAPI IA TAK BISA ATAU TAK BERANI. HINGGA SATU MOMEN, TERBIT CAHAYA LAIN DIIRINGI SUARA YANG MENGHANYUTKAN.

WANITA 2 MUNCUL DENGAN LANGKAHNYA YANG GONTAI. SEBUAH KEJUTAN TERJADI.

LELAKI 2  (Pada Wanita 2)
Kau?

WANITA 2 
Ya, suamiku.

WANITA 1 DAN LELAKI 1 TERKEJUT. “Istrinya dua?,” DESAH LELAKI 1 HAMPIR TAK TERDENGAR. KEDUANYA MEMANDANG WANITA 2 DENGAN SELURUH KEBIMBANGAN, SEBAGAIMANA TERGAMBAR DALAM KARAKTERNYA MASING-MASING. DAYA HIDUP WANITA 2 BEGITU MENGHISAP SEHINGGA LELAKI 2 PUN GUNCANG.

LELAKI 2 MENGHAMPIRI WANITA 2 DENGAN GERAK YANG MENGHANCURKAN WIBAWA, KETEGARAN, OPTIMISME YANG IA HADIRKAN DI BABAK AWALNYA. IA JATUH DI PANGKUAN WANITA 2. MEMPERLIHATKAN DIRINYA YANG SEBENARNYA. SEPERTI MENUMPAHKAN SELURUH RAHASIANYA PADA SUMUR KEDAMAIAN SEORANG IBU. IA MERENGEK, MERAJUK, MENANGIS, MEMELUK, MENIKMATI PIJITAN LEMBUT DI KEPALANYA.

SEMUA DISAKSIKAN DENGAN SEKSAMA OLEH LELAKI 1 DAN WANITA 1. ADEGAN YANG MEMBUAT LELAKI 1 TAK KUASA MEMPERTAHANKAN DIRI. IA MENDEKATI WANITA 1. TANGANYA BERGETAR HENDAK MENYENTUH. SAMPAI AKHIRNYA IA TAK KUAT. IA MELOMPAT DAN MENUBRUK WANITA 1.

BRUK!! LELAKI 1 TIDAK MENUBRUK APA-APA. KECUALI RUANG KOSONG ATAU LANTAI PANGGUNG YANG KERAS. WANITA 1 SEKONYONG BERGERAK CEPAT (SATU SURPRISE) DAN BERJALAN PELAN KE ARAH DI MANA ADEGAN WANITA 2 DAN LELAKI 1 BERLANGSUNG.

NAMUN BELUM SAMPAI JANGKAUAN TANGAN, SUARA TERTAWA MUNCUL. TAWA YANG ANEH, RINGAN TAPI PENUH KUASA. CAHAYA MENYUSUL KEMUDIAN MENGIRINGI LANGKAH SANTAI LELAKI 3 KE ARAH TENGAH PANGGUNG (SEDIKIT DI BELAKANG).

KEHADIRAN LELAKI 3 KEMBALI MENYEDOT SEMUA PERHATIAN. PERHATIAN YANG SANGAT KHUSUSNYA PADA WANITA 2, DISUSUL WANITA 1.

LELAKI 3 
Istriku...

KATANYA PADA WANITA 2. WANITA 2 BERGERAK MELEMPAR LELAKI 2 YANG TERSURUK SEPERTI MANUSIA HINA. WANITA 2 LANGSUNG MENGHEMPASKAN SELURUH DIRINYA PADA LELAKI 3. LELAKI 3 MENYAMBUTNYA DENGAN SENYUM YANG TERLALU MENAWAN. WANITA 2 HAMPIR TAK BERDAYA. IA MENYERAHKAN SELURUH DIRINYA. SATU KEADAAN YANG TERNYATA TAK MENGHENTIKAN LANGKAH WANITA 1.

WANITA 1 TERUS BERJALAN, MENDEKATI LELAKI 2, TAPI TAK DIACUHKANNYA. SUAMI ITU IA LEWATI. IA MENUJU LELAKI 3 YANG DENGAN SENYUM DAN TANGAN TERBUKA MENYAMBUTNYA. WANITA 1 SEJENAK MENGHENTIKAN LANGKAHNYA. SEPERTI RAGU. TAPI TIDAK. UNTUK KALI PERTAMA IA TERSENYUM BESAR, BAHKAN TERTAWA HALUS PENUH RAYU.

WANITA 1 PUN MENJATUHKAN TUBUHNYA PADA LELAKI 3 DI SISI LAIN WANITA 2 YANG TETAP MENGGAYUT. LELAKI 3 TERTAWA SEPUASNYA. TANGANNYA MEMBELAI KANAN-KIRI.

LELAKI 1 TAMPAK SEPERTI TIKUS TERKENA AIR PANAS. GELISAH, BINGUNG, BENCI, DENDAM, TAK KUASA, PASRAH, KALAH, DAN SEBAGAINYA. LELAKI 2 DIAM TERPAKU. MEMBATU.

LELAKI 3 MEMANDANG TAJAM KE ARAH DUA LELAKI ITU MASIH DENGAN TAWA ATAU SENYUM YANG SARAT KEMENANGAN. LELAKI 1 TIDAK TAHAN. IA MERINGKUK, MENYEMBUNYIKAN WAJAH DAN RASA TAKUTNYA. IA MENGGELIAT TAK BERDAYA. HINGGA “DORR!” LELAKI 1 TERKULAI. TAK BERGERAK. HABIS IA.

LELAKI 3 TETAP TERSENYUM SEPERTI TAK PEDULI. BEGITUPUN KEDUA WANITA, HANYA SEDIKIT MENOLEH LALU KEMBALI MASYUK DALAM PELUKAN. LELAKI 2? TETAP TERPAKU. JADI BATU.

LELAKI 3 PERLAHAN BERJALAN MENDEKATI LELAKI 2. IA TATAP DENGAN KERAS, TAPI LELAKI 2 MEMBALASNYA DENGAN TATAPAN KOSONG. HENING SESAAT. KEMUDIAN LELAKI 3 MENYENTUH DAN SEDIKIT MENDORONG BAHU LELAKI 2. TUBUH LELAKI 2 BERGOYANG TAK IMBANG. DAN BRUK! JATUH SEPERTI SELEMBAR DAUN.

WANITA 1 
Mati?

LELAKI 3 TERTAWA SEKERASNYA.

WANITA 1 TAMPAK SEDIKIT TERGUNCANG. TAPI USAPAN LEMBUT LELAKI 3 DI PUNDAKNYA MEMBUAT IA LUPA.

LELAKI 3 
Tidurlah

WANITA 1 MEREDUPKAN MATA. DAN SUNGGUH IA TERTIDUR. TUBUHNYA MEROSOT KE LANTAI DAN DIAM TAK BERGERAK. LELAKI 3 MENGALIHKAN PANDANGNYA PADA WANITA 2 DENGAN PERINTAH SAMA. KEJADIAN BERULANG PADA WANITA 2 YANG JATUH JUGA KE LANTAI.

LELAKI 3 TERDIAM. TERTAWA. TERDIAM. IA MELIHAT SEKELILING. MENGAMBIL CERUTU DAN MENGHISAPNYA. SEPERTI BANGGA. TAPI TIDAK. SESUNGGUHNYA IA TAMPAK BINGUNG. IA MENCARI-CARI SESUATU DARI BALIK BAJUNYA. IA KELUARKAN SEMUA UANG, KARTU KREDIT, KUNCI-KUNCI, TONGKAT, SEMUA. TAPI IA MASIH BELUM MENEMUKAN APA YANG IA CARI.

SAMPAI AKHIRNYA, “AHHH....” TANGANNYA MERABA SESUATU DI KANTUNG DALAM JAKET/JASNYA. SENYUMNYA PUAS SANGAT MENGELUARKAN BENDA ITU. SEBUAH DOT BAYI. IA TERTAWA KERAS. LALU MEMASUKKAN DOT ITU KE MULUTNYA. MENGHISAP DENGAN RASA SANGAT PUAS. BERULANG-ULANG HINGGA TERLEPAS. LALU TERTAWA KERAS. TERTAWA SEORANG BAYI. CURTAIN DOWN.


Selesai


Tangerang
Desember
2006



#Naskah Bayi Yang Tertawa Karya Radhar Panca Dahana#naskah#teater#dialog#kebudayaan#filsafat


Comments

Popular posts from this blog

Monolog Balada Sumarah Karya Tentrem Lestari

Monolog Balada Sumarah Karya Tentrem Lestari SIANG ITU MATAHARI MEMBARA DI ATAS KEPALA.   DI SEBUAH SIDING PENGADILAN TERHADAP SEORANG PEREMPUAN YANG TERTUDUH TELAH MELAKUKAN PEMBUNUHAN TERHADAP MAJIKANNYA, AKU SEPERTI DIDERA UCAPANNYA.   SEPERTI DILUCUTI HINGGA TANGGAL SELURUH ATRIBUT PAKAIAN BAHKAN KULIT-KULITKU.   PEREMPUAN ITU, BERNAMA SUMARAH, TKW ASAL INDONESIA.   DINGIN DAN BEKU WAJAHNYA.   DAN MELUNCURLAH BAIT-BAIT KATA ITU : Dewan Hakim yang terhormat, sebelumnya perkenankan saya meralat ucapan jaksa, ini bukan pembelaan.   Saya tidak merasa akan melakukan pembelaan terhadap diri saya sendiri, karena ini bukan pembenaran.   Apapun yang akan saya katakana adalah hitam putih diri saya, merah biru abu-abu saya, belang loreng, gelap cahaya diri saya.   Nama saya Sumarah.   Seorang perempuan, seorang TKW, seorang pembunuh, dan seorang pesakitan.   Bena...

Monolog KAUS KAKI BOLONG

Monolog KAUS KAKI BOLONG Karya Hermana HMT PANGGUNG TERASA MAGIS. SUASANA DIBANGUN OLEH BUNYI ALAT MUSIK GESEK YANG DIPADU DENGAN SUARA ORANG-ORANG BERGUMAM. DI TENGAH PANGGUNG TAMPAK SATU SOSOK TUBUH TERBARING KAKU, TERTUTUP KAIN BATIK SEPERTI MAYAT DAN DI BELAKANGNYA BERDIRI SEBUAH KURSI LIPAT. NGIGAU Ini bukan salahku ! Aku tidak tahu menahu soal itu. Sungguh ! Tidak. Tidak! Jangan pandangi aku seperti itu. Aku…aku.. ahhh ! LAKI-LAKI ITU BERDIRI. IA MENATAP KE SEGALA PENJURU, YANG MANA TIAP LIRIKANNYA CUKUP PELAN DAN MENGANDUNG MISTERI Kenapa kalian pandangi aku seperti itu ? Jangan asal, ya ! Memangnya aku ini apa ? Aku bukanlah barang antik yang suka di pajang di etalase-etalase, atau bintang film murahan koliksi para cukong, apalagi doger monyet yang sering ngamen di pasar malam ! Oh, barang kali kalian suka sama aku. Suka, ya ? Heh ! Tidak ? Ah suka. Jangan munafik deh. Tu kan…tu kan suka. MELUDAH Pu...

Naskah Monolog B A H A Y A Karya Putu Wijaya

Monolog B A H A Y A Karya Putu Wijaya DUDUK DI KURSI MEMAKAI SELIMUT PUTIH, HABIS CUKUR. CAMBANGNYA MAU DI KEROK.             Ketika tukang cukur menghunus pisau untuk meratakan godek, aku tersentak. Aku baru menyadari bahwa kehidupan berbahaya. Dunia manusia sama buasnya dengan rimba raya. Mengancam. Di mana-mana menganga bahaya. Siapa yang dapat menjamin tukang cukur itu tidak hanya akan merapikan godek dan jenggot kita. Bagaimana kalau dia menorehkan pisah itu ke leherku? BERDIRI, MENGHINDARI BAHAYA. Kita tidak boleh mengambil resiko untuk potong rambut di sembarang tempat. Karena berhubungan dengan tukang potong rambut yang tak dikenal, setiap saat bisa berarti memotong leher. Bahkan dengan tukang cukur yang sudah dikenal pun selalu ada bahaya. Bagaimana kalau pisau yang terhunus di tangannya itu menimbulkan inspirasinya, mem...