Apakah seni begitu penting? Meski sejarah kesenian di daerah berkembang sesuai dengan masyarakatnya. Tapi pertanyaan ini tidak bisa dijawab sepihak oleh saya sendiri. Jika kalau pertanyaanya menjadi “Bagaimana kalau KALIWUNGU tidak memiliki tontonan (seni tradisional pertunjukan) yang ditontonkan secara masal? Yang mencirikan KALIWUNGU, syarat akan makna kedaerahan, kerakyatan, memberikan nilai edukasi. Apa yang akan terjadi? BARONGAN pernah berkembang di kaliwungu akan tetapi sebagian remaja memanfaatkanya untuk tawuran, sering terjadi pertempuran grup Barongan saat sahur pada puasa ramadhan. Barongan juga pernah menjadi hal yang dikomentari musyrik oleh beberapa ulama KAlIWUNGU. Begitu juga dengan kesenian tradisional yang lain seperti JARAN EBLEK dll. Berbeda dengan nasib kesenian yang ada di kendal yang memiliki PAGUYUBAN SENI BARONGAN KENDAL. Ada sekitar 19 grup kesenian berdasarkan event tradisional mengikuti Festival
Dingin panas menyambut Aku datang dan tersangkut Kota hujan pun menyambut Pengetahuan yanng menjadi lumut Bisa disebut pulang bisa disebut datang Entah mata memandang atau membuat jaring Itupun sebuah rindu menjadi peluang Masuklah ke jalur melintang dan rintang Oleh petunjuk oh petunjuk manusia butuh petunjuk Keistiqomahan dan cinta menjadi induk Sejatinya insan mahluk yang lapuk Keindahan dunia ini banyak seluk beluk Macam bentuk rupa menghiasi dunia Multi kultural menjadi sama Seperti keindahan bintang yang ada Kesucian Engkau yang tiada tara Jalan lurus atau liku didepan tidak tahu Hidup bagaimana tidak tahu Sebetulnya kita tahu atau tidak Oh sang ilmu engkau yang tahu AZIZ semarang,10 januari 2015