Skip to main content

bagaimana memanfaatkan sampah kertas menjadi topeng?

artikel ini akan menjawab beberapa pertanyaan saudara yang dirasa sangat merisaukan
lingkungan serta diri saudara sendiri

apakah anda tidak menginginkan penebangan liar ataupun penebangan jinak hutan?
anda termasuk orang kreatif yang bingung sedang mencari pekerjaan?
butuh #inspirasi untuk berkarya yang hemat, mudah, unik?
ingin membuat sebuah dunia baru tentang karya topeng?

tulisan ini setidaknya memberi nasehat kepada diri saya sendiri sebagai manusia sebagai mahluk tuhan yang seharusnya menhargai alam  kalau tidak bisa nenjaga alam sebaiknya tidak merusaknya. saat ini berkembangnya gadget book. android dan hp yang menggantikan fungsi buku setidaknya mengurangi  #pohon yang ditebang oleh manusia lalu kertas yang sudah tak berguna seperti,
#kertas koran,#kertas bekas buku,# kertas bekas lainya
apakah akan dibiarkan menjadi sampah?
kalau menjadikanya buah karya adalah salah satu solusi dari berbagai banyak yang sulit sekali direalisasikan berikut adalah #caranya
bahan=
1.koran bekas,kertas, kertas sampah
2. lem kayu
3. semen putih
4.lem kertas

alat=
1. blenderd kalau memungkinkan
2. tatakan triplek (tempat mencetak topeng. cari tempat yang pling rata)
3.siapkan ember

  kalau ada blender isi dengan air isi ember dengan air secukupnya. siapkan kertas di sobek-sobek (#kecil-kecil) kalau tidak memungkinkan menggunalan blendwr bisa menggunakan manual tangan . dengan cara merendam kertas yang telah disobek-sobek selama 30 menit. campurkan adonan kertas dengan lem kayu dan semen outih secukupnya. jika dirasa telah cukup halus langsung saja kita bisa gunkan adonan untuk langsung mencetak topeng. kawan-kawan bisa gunakan gambar untuk meniru dulu kalau kawan-kawan sudah punya gambaran tentang bentuk topeng, tinggal ledakan imajinasi kawan-kawan. kemudian untuk mempercepat pengeringan jemur di sinar mentari selama 5 hari .
setelah kering siapkan kertas kering dan lem kertas +(baca juga bagaimana membuat lem kertas murah) mulai menempeli bentuk topeng dasar menggunakan kertas ubah bentuk dasar menjadi lebih detail lagi silahkan memcoba kawan- kawan.

by syarif arifin
wa     085641493719
instagram   pipinartgalery
wordpress paperman30
fb sariepacoenk@yahoo.co.id

Comments

Popular posts from this blog

Monolog Balada Sumarah Karya Tentrem Lestari

Monolog Balada Sumarah Karya Tentrem Lestari SIANG ITU MATAHARI MEMBARA DI ATAS KEPALA.   DI SEBUAH SIDING PENGADILAN TERHADAP SEORANG PEREMPUAN YANG TERTUDUH TELAH MELAKUKAN PEMBUNUHAN TERHADAP MAJIKANNYA, AKU SEPERTI DIDERA UCAPANNYA.   SEPERTI DILUCUTI HINGGA TANGGAL SELURUH ATRIBUT PAKAIAN BAHKAN KULIT-KULITKU.   PEREMPUAN ITU, BERNAMA SUMARAH, TKW ASAL INDONESIA.   DINGIN DAN BEKU WAJAHNYA.   DAN MELUNCURLAH BAIT-BAIT KATA ITU : Dewan Hakim yang terhormat, sebelumnya perkenankan saya meralat ucapan jaksa, ini bukan pembelaan.   Saya tidak merasa akan melakukan pembelaan terhadap diri saya sendiri, karena ini bukan pembenaran.   Apapun yang akan saya katakana adalah hitam putih diri saya, merah biru abu-abu saya, belang loreng, gelap cahaya diri saya.   Nama saya Sumarah.   Seorang perempuan, seorang TKW, seorang pembunuh, dan seorang pesakitan.   Benar atau salah yang saya katakana menurut apa dan s

Monolog KAUS KAKI BOLONG

Monolog KAUS KAKI BOLONG Karya Hermana HMT PANGGUNG TERASA MAGIS. SUASANA DIBANGUN OLEH BUNYI ALAT MUSIK GESEK YANG DIPADU DENGAN SUARA ORANG-ORANG BERGUMAM. DI TENGAH PANGGUNG TAMPAK SATU SOSOK TUBUH TERBARING KAKU, TERTUTUP KAIN BATIK SEPERTI MAYAT DAN DI BELAKANGNYA BERDIRI SEBUAH KURSI LIPAT. NGIGAU Ini bukan salahku ! Aku tidak tahu menahu soal itu. Sungguh ! Tidak. Tidak! Jangan pandangi aku seperti itu. Aku…aku.. ahhh ! LAKI-LAKI ITU BERDIRI. IA MENATAP KE SEGALA PENJURU, YANG MANA TIAP LIRIKANNYA CUKUP PELAN DAN MENGANDUNG MISTERI Kenapa kalian pandangi aku seperti itu ? Jangan asal, ya ! Memangnya aku ini apa ? Aku bukanlah barang antik yang suka di pajang di etalase-etalase, atau bintang film murahan koliksi para cukong, apalagi doger monyet yang sering ngamen di pasar malam ! Oh, barang kali kalian suka sama aku. Suka, ya ? Heh ! Tidak ? Ah suka. Jangan munafik deh. Tu kan…tu kan suka. MELUDAH Pu

Naskah Monolog B A H A Y A Karya Putu Wijaya

Monolog B A H A Y A Karya Putu Wijaya DUDUK DI KURSI MEMAKAI SELIMUT PUTIH, HABIS CUKUR. CAMBANGNYA MAU DI KEROK.             Ketika tukang cukur menghunus pisau untuk meratakan godek, aku tersentak. Aku baru menyadari bahwa kehidupan berbahaya. Dunia manusia sama buasnya dengan rimba raya. Mengancam. Di mana-mana menganga bahaya. Siapa yang dapat menjamin tukang cukur itu tidak hanya akan merapikan godek dan jenggot kita. Bagaimana kalau dia menorehkan pisah itu ke leherku? BERDIRI, MENGHINDARI BAHAYA. Kita tidak boleh mengambil resiko untuk potong rambut di sembarang tempat. Karena berhubungan dengan tukang potong rambut yang tak dikenal, setiap saat bisa berarti memotong leher. Bahkan dengan tukang cukur yang sudah dikenal pun selalu ada bahaya. Bagaimana kalau pisau yang terhunus di tangannya itu menimbulkan inspirasinya, memanggil kenang-kenangannya kepada perasaan marah, jengk