Skip to main content

Naskah Monolog BLOK Karya Putu Wijaya


















Monolog
BLOK
Karya  Putu Wijaya

























NENEK RENTA MENENUN DI BULAN, IA MENYANYIKAN SEBUAH BALADA DENGAN SUARANYA YANG PIKUN-PIKUNAN MENGGODA.

Ada seorang anak muda namanya, Egy, eh. Bukan Egy, Edy. Eh,bukan, Dedy. Evy, Ery ah siapa dia Ada seorang anak muda, anak muda, mungkin aku Ketika aku masih muda, cantik dan tak berdaya Seorang anak muda, lebih muda dari kamu semua Berbakat, enerjetik, agresif, ambisius, payah Sesak oleh harapan, punya masa depan, makhluk baru Tetapi ia sangat lugu dan kurang sabaran  Ia sangat dungu, ia tergila-gila  menjadi pahlawan Ia ingin menjadi raja uang, presiden, eksekutif Padahal bakatnya yang terbatas jadi badut Ia pun memberontak pada kodratnya Ia magang di kaki kegagahan, keberanian, kenekatan guru, idola yang dipuja dan diagung-agungkannya Ia mati sangat muda sangat sia-sia semuanya

KENANGANNYA YANG DIPANGGILNYA ITU DATANG. LANGKAHNYA BERDENTAM. IA TERKEJUT LALU MENOLEH KEPINTU.

Siapa itu? Kamu egy? Edy atau Dedy? Atau Ery ? Jangan berdiri di situ masuk saja. Ini sudah hampir selesai.

IA BERDIRI LALU MENGAMBIL KAIN YANG DITENUNNYA.

Lihat sendiri sudah hampir jadi. Aku bikin bunga kembang sepatu. Tapi waktu aku mau tulisan namamu, aku lupa. Nama kamu siapa ? Egy ? Dedy ? Ery ? Ah masa bodohlah, pokoknya ini nanti untuk kamu. Sudah kedinginan ya? Memang sejak ozon bimasakti itu tidak bawa jaket. Kamu  masih ada waktu menunggu sebentar? Tidak sabar ya?
Kamu mau bawa saja yang belum selesai ini ?

NENEK ITU KEMBALI KE TEMPAT TENUNANNYA

Dia sering ada di situ. Aku kira jadi petinju seperti Tyson. Dia bisa jadi presiden seperti Clinton. Banyak yang mestinya bisa dia bantu, lho itu kamu Egy ? Kamu maksud darimana ? Aku kira kamu ngupet di sono no, nyatanya kamu masuk dari belakang. Jangan suka mainkan orang tua seperti itu. Nganget-ngagetin saja. Buka dulu sepatu kamu. Kok sampai sebegitu-sebegitunya lumpur. Apa turun salju disana. Ya kudengar juga dari radio tetangga salju tahun ini paling tebal dari biasanya, tapi aku tidak bisa membayangkan, aku tidak pernah melihat salju sendiri. Bener dingin ya ? Angin juga ? Wah bahaya juga. Lepaskan jaket kamu itu, topi kamu juga, masak dalam umah pake begituan, sumpek mataku melihat. Sini biar aku gantung di kamar kakek kamu. Hhh baunya, suda berapa hari tidak kamu cuci. Tapi bau kamu mengngatkan aku sama kakek kamu, bau kalian semua sama.

BERBALIK HENDAK MEMBAWA PAKAIAN ITU KE KAMAR, TAPI KEMUDIAN BERBALIK LAGI

Kamu masih membawa senjata ?  Tidak aku tidak mau kamu kasih alas an seperti itu. Sudah kuno. Untuk bela diri apaan. Memengnya ada yang mau nggebukin kamu? Tahu nggak kalo kamu bawa senjata, kamu jadi pongah, kamu menyangka kamu lebih kuat dari orang lain. Orang batuk-batuk karena tenggorokannya radang amandel, kamu sudah tersinggung, kamu kira dia menyindir atau menantang kamu. Gampang sekali kamu mengeluarkan pistol. Dan kalau sudah dikeluarkan logam pembubuh ini bisa buas. Dia haus darah, Tau !Maunya Dar-Der-Dor melulu ! tanpa kamu sadari, tanpa kamu setujui sendiri, kamu sudah jadi pembunuh. Aku tidak setuju itu. Edy, kamu dengar tidak?

NAMPAK PUTUS ASA

Dia sudah tidur lagi. Kalau sudah diberi nasehat dia pura-pura tidur, supaya punya alasan dia tidak punya ngeh semua itu. Dasar berandalan. Tapi ini kesempatan untuk memeriksa isi kantongnya. Jangan-jangan dia bawa heroin lagi. Aku paling tidak suka pengira heroin itu bagian dari peradaban maju. Tidak perlu bukti aku sudah mencoba berkali-kali, ssstttt…tapi dia tidak boleh tahu itu. Rasanya memang bikin enteng . tapir as enteng itu nanti harus dibayar dibelakang kontan segalanya memberat dan menindih. Edy tahu ini. Tapi dia kurang peduli, maklum anak muda, masih suka aksi.

MEMERIKSA

Lho ini bukan Edy, ini Dedy, 

TERTAWA 

Edy sudah ditetak. Yang ini masih kayak tikus. Tikus cerurut! Kasihan! 

TERTAWA CEKAKAAN SAMPAI MENGELUARKAN AIR MATA

Ini Dedy! Kamu dedy ya? Ah! Bkin kacau saja. Mbok dari tadi bilang, jadi aku tidak ngaco ngomong. Kapan kamu pulang? Bukannya lagi di penjara? Asl kamu jangan lari dari situ. Karemna penjara itu baik untukk membuatmu mrngerti baha kejahatan itu bukan sesuatu yang menyenangkan buwat orang lain. Ya kamu sendiri yang senang, orang lain menderita. Bahkan orang yang tidak langsung menderita juga ikut ketakutan. Kalau ingin ssuatu, itu ada aturannya, kamu mesti berusaha. Berjuang sampai titik darah penghabisan! Dan kalau kamu sudah banting tulang, masih tergantung nasib kamu, baik tidak. Jangan marah-marah saja, kalau kalah, karena itu juga terjadi oada orang lain kalau lagi apes. Kamu mesti belajar menerima orang lain yang selalu menangan.

TIBA-TIBA MENUTUP MUKANYA

AH GILA ! Ya Tuhan, maafkan anak sinting ini! Dia tidak tahu apa yang dikerjakannya.  BERBALIK  Setiap kali dia diberitahu bagaimana mestinya menjadi orang baik-baik, otaknya langsung sakit. Dia buka celana dan menunjukan celana pada kita. Sudah! Sudah! Ini nenek kamu Dedy! Perlihatkan itu sama permpuan-perempuan nakal di tempat pijat sana, jangan sama nenek kamu! Dedy! Aku tahu! Ya betul, betul, memang bagus, kamu memeng gagah, kamu memang jantan. Meskipun kayak tikus kamu yang paling perkasa. Tidak, tidak ada yang bilang seperti tikus, itu bukan tikus, itu bazooka. Sudah cukup.

TERMENUNG

Aku sebenarnya sedih. Dia lakukan semua itu karena diatidak punya apa-apa lagi. Diaa tidak punya kesempatan. Dia tidak punya bakat. Dia tidak punya ornga yang bisa menolong dia. Semuanya sudah di protoli, dia lakukan semua itu , karena sebenarnya tidak ada yng bisa dia lakukan lagi, kecuali menunjukkan kemaluannya setiap kali dia tidak berdaya.

SEMBUNYI – SEMBUNYI MENOLEH, MENJERIT, DAN MENUTUP MATANYA

Aaaa! Ya Tuhan! Jangan lakukan itu Dedy! Jangan didepan nenek kamu! Kamu kualat! Tdak! Aku tidak lihat semua ini . masak dia mau memotongnya didepan mataku. Jangan Dedy, Jangan! Jangan sekarang, sudah terlambat! Kamu coba saj hidup dengan apa adanya itu! Tidak hanya kamu sendiri, memang ada beberapa orang dapat dua sekaligus. Betul! Jadi komplit. Ya betul, yin dan yang! Ya ! Begitu! Ah aku tidak bisa menjadi semua ini.

IA BERGEGAS KE PINTU, TERKEJUT

Siapa ya? Siapa Ery? Kamu Ery? Sudah terlalu malam begini kamu mau ngapain? Tidak bisa. Minta maaf tidak bisa malam-malam. Kemarin pagi-pagi mestinya. Paling telat sore-sore . malam-malam begini aku sudah tidur. Aku tidak mau dengar orang minta maaf waktu aku sedang tidur. Kamu boleh datang kemari besok pagi, waktu mataku sudagh melek. Kalau aku masih bisa bangun, sebab mimpiku jelek sekali mala mini. Kamu boleh minta maaf kalo kamu sudah siap, supaya aku mampu bilang tidak.sebab orang yang berkhianat pada Ery, tidak usah dimanfaatkan.kalau aku memaafkan pengkhianatan kamu akan jadi kabur. Menyeberang pada musuh dengan alas an apapun, tak berdaya karena cinta, karena terpaksa, karena alpa, karena disantet, karena ditipu, karena apapun alas an kamu, itu tetap pengkhianatan. Dan pengkhianatan tidak boleh lagi dihaluskan dengan kata-kata menyeberang, mendapat pikiran baru, ganti pandangan, penyegaran, tidak bisa! Memangnya pariwisata!itu hanya ulah penafsir-penafsir kehidupan yang sudah sesat. Itu namanya dagang yang Cuma mau ngejar untung. Pengkhianatan kejahatan-kejahatan yang lain,atas nama apapun, mesti tetap kejahatan, agar buku sejarah kita tidak kacau lagi. Sudah waktunya sekarang bertindak tegas. Dan saipa saja nanti juga boleh bertindak begitu kepadaku. Kalau yang aku lakukan ini adalah kekeliruan dan kejahatan. Aku tidak sdi disulap menjadi kebaikan hanya gara-gara aku sudah mati. Aku akan bangkit dari liang kuburku dan memindahkan tulang belulangku dari makam pahlawan ke pinggir kali, kalau memang aku ini penjahat. Tidak Ery, aku tidak akan luluh karena rayuanmu! Pergi darisitu, sekarang, sekarang juga,

MENGAMBIL SESUATU DAN MELEMPAR-LEMPAR

Pergi!  Pergi! Jangan berdiri terus didepan pintu, nanti aku berkhianat pada keyakinanku!

CEPAT-CEPAT MENUTUP PINTU

Aku tahu belum terlalu malam sayang, tapi pintu harus ku tutup sekarang. Lihat dibalik kaca itu ada bayangan badai. Angina sepoi meniris datang dari kisi-kisi lubang udara mengiriskan rasa dingin yang menakutkan,. Teras tidak? Pakailah selimutmu. Aku tidak mengerti mengapa belum selesai-selesai juga benang itu aku pintal. Malam ini pasti ada halangan lagi. Aku kira mala mini pemukiman kita akan diamuk banjir dan diobrak-abrik oleh maut. Sebaiknya kita lari sekarnag menyelamatkan diri ke dalam mimpi. Kau tidak setuju? Ya aku tahu. Kau terlalu bangga dengan kegagakhanmu, setiap bahaya kamu anggap sebagai kesempatan untuk ngetes keampuhanmu. Dulu memang kamu selalu berhasil. Tapi kamu sekarang sudah terlalu tua. Umur kamu sudah menjelang satu abad. Ada batasnya sayng. Sama sekali tidak,ini bukan pengecut! Itu bisikan iblis yang mau membinasakan kamu! Seorang juara sejati harus tahu kapan dia berhenti!. Jangan keras kepala! Kamu sudah Tua! Ini bukan pekerjaan yang imbang untuk kemampuanmu lagi! Ya sudah! Coba saja sendiri! Aku tidak akan ikut. Bukan karena aku tidak setia! Karena aku tidak setuju! Bukan, ini tidak berarti aku mau berkhianat! Hilangkan kecurigaan yang kampungan itu! Aku punya pendapat dan keyakinan sendiri, aku harus bersikap! Bukan karena aku sudah kena santhet! Bukan! Bukan! Bukan! 

DIAM BEBERAPA SAAT MENDENGARKAN, LALU BERTERIAK LEBIH KERAS

Bukan!!! Bukaaaaaaann!  CEPAT  Ya! Ya! Betul! Aku takut! Memang aku takut!

IA DUDUK KEMBALI DIDEPAN ALAT PINTALNYA

Aku takut. Benar . Memang. Aku takut setiap kali melangkah. Langkahku gemerincing terasa menggedor ulu hatiku, sehingga aku selalu berfikir beribu-ribu kali sebelum bertindak. Apakah aku tidak akan menyusahkan orang lain? Apakah aku tidak akan berdosa? Apakah aku tidak akan

IA MENENUN LAGI SAMBIL MENANGIS

Ada seorang anak muda namanya, Egy, eh. Bukan Egy, Edy. Eh,bukan, Dedy. Evy, Ery ah siapa dia Ada seorang anak muda, anak muda, mungkin aku Ketika aku masih muda, cantik dan tak berdaya Seorang anak muda, lebih muda dari kamu semua Berbakat, enerjetik, agresif, ambisius, payah Sesak oleh harapan, punya masa depan, makhluk baru Tetapi ia sangat lugu dan kurang sabaran  Ia sangat dungu, ia tergila-gila  menjadi pahlawan Ia ingin menjadi raja uang, presiden, eksekutif Padahal bakatnya yang terbatas jadi badut Ia pun memberontak pada kodratnya Ia magang di kaki kegagahan, keberanian, kenekatan guru, idola yang dipuja dan diagung-agungkannya Ia mati sangat muda sangat sia-sia semuanya

KENANGANNYA YANG DIPANGGILNYA ITU DATANG DAN SELANJUTNYA


SELESAI


Sunder Mas, 21-06-1993

#naskah # monolog # teater # indonesia # kebudayaan


Comments

Popular posts from this blog

Monolog Balada Sumarah Karya Tentrem Lestari

Monolog Balada Sumarah Karya Tentrem Lestari SIANG ITU MATAHARI MEMBARA DI ATAS KEPALA.   DI SEBUAH SIDING PENGADILAN TERHADAP SEORANG PEREMPUAN YANG TERTUDUH TELAH MELAKUKAN PEMBUNUHAN TERHADAP MAJIKANNYA, AKU SEPERTI DIDERA UCAPANNYA.   SEPERTI DILUCUTI HINGGA TANGGAL SELURUH ATRIBUT PAKAIAN BAHKAN KULIT-KULITKU.   PEREMPUAN ITU, BERNAMA SUMARAH, TKW ASAL INDONESIA.   DINGIN DAN BEKU WAJAHNYA.   DAN MELUNCURLAH BAIT-BAIT KATA ITU : Dewan Hakim yang terhormat, sebelumnya perkenankan saya meralat ucapan jaksa, ini bukan pembelaan.   Saya tidak merasa akan melakukan pembelaan terhadap diri saya sendiri, karena ini bukan pembenaran.   Apapun yang akan saya katakana adalah hitam putih diri saya, merah biru abu-abu saya, belang loreng, gelap cahaya diri saya.   Nama saya Sumarah.   Seorang perempuan, seorang TKW, seorang pembunuh, dan seorang pesakitan.   Benar atau salah yang saya katakana menurut apa dan s

Monolog KAUS KAKI BOLONG

Monolog KAUS KAKI BOLONG Karya Hermana HMT PANGGUNG TERASA MAGIS. SUASANA DIBANGUN OLEH BUNYI ALAT MUSIK GESEK YANG DIPADU DENGAN SUARA ORANG-ORANG BERGUMAM. DI TENGAH PANGGUNG TAMPAK SATU SOSOK TUBUH TERBARING KAKU, TERTUTUP KAIN BATIK SEPERTI MAYAT DAN DI BELAKANGNYA BERDIRI SEBUAH KURSI LIPAT. NGIGAU Ini bukan salahku ! Aku tidak tahu menahu soal itu. Sungguh ! Tidak. Tidak! Jangan pandangi aku seperti itu. Aku…aku.. ahhh ! LAKI-LAKI ITU BERDIRI. IA MENATAP KE SEGALA PENJURU, YANG MANA TIAP LIRIKANNYA CUKUP PELAN DAN MENGANDUNG MISTERI Kenapa kalian pandangi aku seperti itu ? Jangan asal, ya ! Memangnya aku ini apa ? Aku bukanlah barang antik yang suka di pajang di etalase-etalase, atau bintang film murahan koliksi para cukong, apalagi doger monyet yang sering ngamen di pasar malam ! Oh, barang kali kalian suka sama aku. Suka, ya ? Heh ! Tidak ? Ah suka. Jangan munafik deh. Tu kan…tu kan suka. MELUDAH Pu

Naskah Monolog B A H A Y A Karya Putu Wijaya

Monolog B A H A Y A Karya Putu Wijaya DUDUK DI KURSI MEMAKAI SELIMUT PUTIH, HABIS CUKUR. CAMBANGNYA MAU DI KEROK.             Ketika tukang cukur menghunus pisau untuk meratakan godek, aku tersentak. Aku baru menyadari bahwa kehidupan berbahaya. Dunia manusia sama buasnya dengan rimba raya. Mengancam. Di mana-mana menganga bahaya. Siapa yang dapat menjamin tukang cukur itu tidak hanya akan merapikan godek dan jenggot kita. Bagaimana kalau dia menorehkan pisah itu ke leherku? BERDIRI, MENGHINDARI BAHAYA. Kita tidak boleh mengambil resiko untuk potong rambut di sembarang tempat. Karena berhubungan dengan tukang potong rambut yang tak dikenal, setiap saat bisa berarti memotong leher. Bahkan dengan tukang cukur yang sudah dikenal pun selalu ada bahaya. Bagaimana kalau pisau yang terhunus di tangannya itu menimbulkan inspirasinya, memanggil kenang-kenangannya kepada perasaan marah, jengk