Skip to main content

naskah Monolog BLACK JACK Karya Benny Yohanes




















Monolog
BLACK JACK
Karya Benny Yohanes


















DI ATAS PANGGUNG, DUA MEJA BESAR HITAM DISUSUN BERBENTUK ”T”. MEJA YANG MELINTANG LEBIH TINGGI DARI MEJA YANG MEMBUJUR. DI ATAS MEJA YANG MELINTANG TAMPAK BERBAGAI SATWA BUAS YANG DIAWETKAN. MEJA YANG MEMBUJUR TERTUTUP KAIN PUTIH TRANSPARAN.

DIBELAKANG MEJA YANG MELINTANG, DENGAN KETINGGIAN MELEBIHI MEJA DI DEPANNYA, SEBUAH BINGKAI BESI SETINGGI PINTU TERPANCANG. DI DALAM BINGKAI ITU BLACK JACK HAMPIR MENGHABISKAN MAKAN SIANGNYA. BLACK JACK MENJILATI PINGGIRAN PIRING ALUMINIUM DENGAN LIDAH PANJANGNYA. BLACK JACK MENGENAKAN GAUN PANJANG BERLENGAN PANJANG, BERWARNA ABU-ABU KELAM. BIBIR DAN LIDAHNYA TAMPAK SANGAT MERAH. SANGGUL BESAR YANG HITAM DAN ELOK MENGHIASI BELAKANGNYA.

DARI LUAR RUANGAN TERDENGAR SUARA SIRINE MOBIL PASUKAN ANTI HURU-HARA. TERDENGAR SUARA GADUH DEMONSTRAN DARI LUAR. DITEPIS SUARA ANJING MENYALAK. SUARA DEMONSTRAN DARI BALIK SPEAKER GENGGAM BALIK MENIMPAL.

SUARA DEMONSTRAN BERSAHUTAN:

’Kami tolak pengosongan makam!’ Walikota picik. Tak punya hormat. Picik! Makam tak bisa dibongkar!!’ ngerti kau Walikota?!’ ’Makam bukan tanah terlantar. Itu tempat ayah kami. Ibu kami. Sodara-sodara kami. Mereka punya hak tetap di sana!’ ’Kami tolak penggusuran makam’ ’ Kalian PKI. Walikota PKI!’ ’PKI! PKI! PKI! PKI!......’

TERDENGAR SERIAL LETUSAN SENJATA KE UDARA. SUARA TUBUH-TUBUH TIARAP DAN TERSUNGKUR. BLACK JACK MENYALAKAN LAMPU SOROT MENGARAHKAN KE MEJA. ASAP CERUTU DISEMBURKAN KE ATAS MEJA.


BLACK JACK:
Pengosongan makam akan jalan terus. Terus ! katanya rakyat menolak. Siapa bilang? Ada yang bayarin orang-orang itu. Aku tidak akan bilang siapa. Belum saatnya. Nanti mereka popular dong.

BLACK JACK MEMENCET TOMBOL TELEPON SAMBIL MEMBERSIHKAN SILILIT DI GIGINYA. BICARA DENGAN ORANG DISEBERANG TELEPON

Pak Nyoto. Nanti sore tolong antar saya ke dokter hewan Taufik Ismail. Kata dokter Taufik, ada gejala caries.


TELEPON DITUTUP. BLACK JACK BICARA SENDIRI SAMBIL MENGGOSOK GIGINYA DENGAN UJUNG SAPU TANGAN

Caries atau Rabies ? dokter Taufik itu diagnosanya suka mencla-mencle. Begitu itu, kalo dokter hewan terlalu rajin nulis sajak.

BLACK JACK MENGAMBIL SENJATA PEMBURU LARAS PANJANG. MEMBIDIK SASARAN KE ARAH PENONTON. PELATUK DITARIK. TERDENGAR LETUSAN BESAR KE ARAH PENONTON. SUARA ANEKA SATWA YANG SEKARAT TERDENGAR. BLACK JACK TERSENYUM BANGGA

Aku ini seneng plihara hewan. Bukan Cuma sekedar seneng ya. Aku ini ngrasa senasib ama hewan hewan itu. Setiap kali aku ngelus piaraanku, rasanya kok seperti mbaca buku sejarah.

Karena aku suka sejarah, semua tanah kuburan terlantar di kota ini akan dikosongkan! Dewan sudah setuju karena alasannya masuk akal. Pembebasan makam memang bertahap. Paling dulu makam yang di tengah kota. Wartawan-wartawan yang ceriwis suka nyinyir bertanya: setelah kosong rencananya di bangun apartemen?! Hemmh, wartawan sekarang kepalanya curigaan terus. Siapa yang ngasih pelajaran budi-pekerti sama mereka sih?

BLACK JACK MEMBUKA SELUBUNG MEJA YANG MEMBUJUR. TERLIHAT MINIATUR KOMPLEK BANGUNAN MEGAH BERSEGI LIMA

Ini yang saya mau bangun. Wartawan ngerumpi lagi:‘ Wah, Walikota mau bangun sekolah intelejen di tengah kota.‘ Bukan! Bukan sekolah intelejen. Tapi memang ada hubungannya. Di bekas makam ini akan saya bangun asrama, galeri, ruang lab, kantor kearsipan, dan taman bermain.

Untuk siapa? Ini akan jadi Univeritas penelitian setiap jenis hewan liar di dunia. Paling besar dan lengkap di Asia. Woow! Mulut wartawan pada melongo. Saya tahu mereka sinis. Jangan curiga dulu, Pak Rosihan. Ini proyek non komersial.

LAYAR VISUALISASI MENYALA. SELURUH DETIL KOMPLEK BANGUNAN TERLIHAT. BLACK JACK MENERANGKAN DENGAN UJUNG LARAS SENAPANNYA

Bangunan pertama ini asrama. Setiap hewan liar yang sudah masuk asrama, akan dicukur, disuntik anti-virus, divaksinasi, diransum makanan yang sesuai dengan habitat awalnya. Detak jantungnya akan dianalisis setiap akhir pecan. Pakar perilaku hewan dari IPB akan meruntut garis silsilah mereka, sampai Sembilan generasi ke belakang.

PADA LAYAR VISUALISASI NAMPAK SEDERET FOTO PEJABAT PUBLIK YANG TERKENAL

Team sukses saya, ketuanya Sdr. Akbar Witjaksana Ph.D, sekarang ini lagi nyusun seri ensiklopedi satwa, lebih rinci, ilmioah dan bergambar. Alokasi dananya 40 miliar, diambil dari anggaran taktis APBD. Wartawan ribut-ribut soal dana ini. Saya tegaskan ya, ini biaya untuk bikin ensiklopedi. Ini proyek intelektual. Ndak ada yang murah untuk kerja ilmiah. Tak bisa diirit-irit seperti gaya hidup mahasiswa. Apa kita ndak malu sebagai bangsa, kalo team Sdr. Akbar Cuma makan di warteg setiap harinya, padahal bikin temuan-temuan ilmiah yang menguras otak?

DARI LUAR RUANGAN TERDENGAR PIDATO MAHASISWA YANG BERAPI-API. LALU TERDENGAR DERU PANSER, DISUSUL KEPANIKAN DAN LOLONGAN. BLACK JACK MENUJU KE SUDUT RUANGAN YANG BERTIANG. DIA KENCING, DENGAN CARA MENUNGGING SAMBIL MENGANGKAT SEBUAH KAKINYA MENEMPEL KE TIANG. SEMBARI KENCING, BLACK JACK MENGAKTIFKAN TELEPON GENGGAMNYA.

Sobron, kamu masih di lapangan? Ya, begitu. Tidak ada pembicaraan lagi. Pukul! Bungkam! Minta bantuan Brimob. Nyoto sudah transfer dana ke rekeningnya. Kontak Hercules juga. Suruh anak buahnya menyusup. Sobron, saya tunggu darah Cobra itu. Bagus memang untuk Prostate. Heeh, kencing saya makin lancer. Kirim ke kantor, jangan ke rumah dinas. Dua mahasiswa mati? Lumrah. Kamu cepat menyingkir dari lapangan. Wartawan?! Tolak wawancara. Biar si Hercules yang tangani. Sobron, Viagra yang kemaren palsu. Ndak ada efeknya. Siapa yang ngedrop? Anjing..!! Si Fery itu memang maling. Suru Kapolsek tangkap dia. Ndak ada amplop lagi. Kapolsek masih ngutang sama kita.

SUARA KENCING MENGERAS SEPERTI SEMPROTAN BRANWEER. SEJUMLAH CIPRATAN AIR JATUH KE TEMPAT PENONTON. PENONTON MUNGKIN NGEDUMEL, ATAU PINDAH TEMPAT. BAU AMONIAK MENYENGAT.

LAYAR VISUALISASI KINI MEMPERLIHATKAN BANGUNAN SILINDER, TANPA JENDELA, DENGAN UJUNG MENUMPUL DAN SATU PINTU UTAMA YANG LANCIP DAN SEMPIT

Ini bangunan yang menarik. Gagasannya disumbangkan dari kantor Depnakertrans, Pakar arsitektur bersungut, katanya bangunan ini bikin geli dan buruk sirkulasinya. Wartawan Koran kuning bahkan lebih sinis. Katanya ini semacam reinkarnasi Penis.

Tepat, sodara Moamar Emka. Di sini memang bakal jadi ruang Lab, untuk analisis semua jeroan. Di sini kelamin setiap hewan akan diklasifikasi berdasarkan bibit, bobot, dan motif evolusinya. Diteliti cara kerja dan variasidaya penetrasinya. Lalu data iniakan di cross check menurut garis keturunan hewan-hewan itu. Jangan keliru sodara Moamar Emka, istilah cross check bukan monopoli dunia selebriti.

TELEPON BERDERING. BLACK JACK MENEKAN TOMBOL SP-PHONE

Ya, nyoto kenapa? Benar begitu? Shiit! Mobilisir satpol PP. Kontak Kapolda dan Pangdam. Kepung, lalu usir. Cabut dan bakar semua patok-patoknya. LSM gaya apa, begitu? Mosok rakyat dipengaruhi untuk membangun tenda di atas kuburan. Perjuangan semprul. Kuburan itu sudah dibebaskan. Titik! Tidak ada ganti rugi, Nyoto, Ahli waris apa? Kok tega-teganya. Mosok tulang-tulang mau dijadikan obyek transaksi. LSM keblinger. Segera Nyoto. Laksanakan!

MENUTUP TELEPON

Edhan! Kenapa mereka terus saja ngrusui rencana-rencana Walikota. Memangnya kuburan itu milik siapa? Logikanya apa kok kuburan minta ganti rugi. Apa kuburan itu, tulang-tulang itu, barang dagangan? Walikota mau membangun Universitas hewan di atas tanah tidak produktif itu. Ini kerjaan ilmiah. Menampung banyak tenaga kerja. Merekrut banyak ahli-ahli spesialis. Bisa ngasih makan ribuan mulut yang masih hidup. Kok dibilang kejem?

Berpikir maju, dong. Tanah itu hajat orang yang masih hidup. Yang masih perlu ikhtiar. Yang mati sudah punya tempat leluasa di alam baka. Yang mati jangan dipolitisir, jangan diojok-ojok supaya punya nafsu duniawi lagi. Itu rakus dan koruptif.
Kalo pendemo-pendemo itu mau sabar, nanti mereka khan bisa melamar jadi satpam atau cleaning service di Universitas hewan. Mereka akan dapat gaji yang sah. Rencana simpatik begini kok dituduh PKI.

LAYAR VISUALISASI KINI MENAMPILKAN GAMBAR-GAMBAR PERKEMBANGAN ALAT-ALAT GENITAL HEWAN, LENGKAP DENGAN PERIODISASINYA

Tim ahli pimpinan Sdr. Akbar Witjaksana sudah mengabarkan temuan yang menarik. Berdasarkan fakta-fakta erkeologi yang dikaji ulang dari sejumlah hewan maka alat-alat genitalnya makin membonsai.

Tapi pengkerdilan kelamin ini berbanding lurus dengan perlonjakan nafsu membunuhnya. Makin mini ukurannya, makin ganas dan rakuslah kelakuan kewan-kewan itu. Studi cross check jadi sangat penting disini.

Waktu temuan ini dipublikasikan, masih saja ada wartawan yang mudheng lalu dengan sembrono bertanya: Manfaat ilmiahnya apa cross check kelamin begituan? Begini, ya Mas Jiwo Tejo, anda ini khan wartawan yang ngerti tradisi tho?

Ramalan perkembangan kelamin kewan yang di cross check sampai tahap-tahap evolusi mutakhirnya, membikin kita bisa mbaca tradisi membunuh hewan-hewan dari masa ke masa. Analisis cross check juga penting untuk mendeteksi berbagai kelemahan genetic, penyakit bawaan dan gejala penyimpangan orientasi seksual, yang terwariskan dari setiap periode keturunan kewan-kewan itu. Dengan begitu, setiap aspek manipulasi dan inkonsistensi yang disembunyikan oleh sifat-sifat kehewanan akan terbongkar dengan sendirinya. Paham mas Jiwo Tejo?!

TELEPON BERDERING. BLACK JACK TIDAK MENANGGAPI. SUARA DERING TERDENGAR DARI BERBAGAI SUDUT, BAHKAN DARI ARAH PENONTON. BLACK JACK MENGARAHKAN SENAPAN, LALU MENEMBAK KE LANGIT PANGGUNG. GAGANG-GAGANG TELEPON BERJATUHAN DARI LANGIT PANGGUNG. SUARA-SUARA TERDENGAR DARI GAGANG YANG BERJUNTAL. BLACK JACK MELETUSKAN LAGI SENAPANNYA. SUARA-SUARA REDA

Banyak yang curiga, kenapa seorang walikota antusias banget pelajari rahasia kelakuan binatang. Di Koran, saya baca tulisan Mochtar bin Lubis. Dia bilang, masa lalu walikota kurang sedap. Pikirannya dipengaruhi trauma masa kecil. Kabarnya, walikota dibesarkan ibu tiri. Didik bareng hewan piaraan. Shit!!!

BLACK JACK MEMUKUL SOSOK ANJING YANG DIAWETKAN DENGAN GAGANG SENAPANNYA. KEPALA ANJING JATUH KE LANTAI. BLACK JACK MENANGGALKAN GAUN HITAMNYA. TERLENTANG DI LANTAI HANYA MENGENAKAN UNDERWEAR.) MUSIC BOX BERBUNYI. (SEIRING DENGAN DENTINGAN MUSIK, DARI LANGIT PANGGUNG PERLAHAN TURUN FIGUR-FIGUR PIPIH: SOSOK IBU, ANJING-ANJING HERDER, PIRING ALUMINIUM, BOCAH LELAKI YANG MEMAKAI ROK, TANAMAN-TANAMAN BONSAI DAN CERET YANG MENGEPULKAN ASAP. SELURUH BENDA-BENDA PIPIH ITU MEMBENTUK KONFIGURASI YANG MENGEPUNG BLACK JACK.
BLACK JACK MERAPAT DI BELAKANG SOSOK IBU

Aku punya masa lalu yang menyenangkan. Memang. Aku dibesarkan ibu tiri. Wartawan tahu itu semua. Tak ada masalah hidup dengan ibu Fatmawati. Dia wanita gesit, penuh disiplin. Ibu Fatma itu, penyayang binatang yang lembut dan telaten. Kelebihannya yang lain, ibu penggemar fanatic pohon bonsai.

HERDER MENYALAK. BLACK JACK MENGELUSI MONCONG ANJING-ANJING PIPIH ITU

Di rumah kami, ibu memang pelihara empat herder. Masing-masing herder garis keturunannya beda. Tapi mereka tetap di satu kandangkan.

BLACK JACK BERLUTUT DI DEPAN SOSOK BOCAH LELAKI YANG MEMAKAI ROK

Sejak kecil, aku diwajibkan hidup membaur. Tidak pernah menolak apa yang harus kupakai. Ibu Fatma bilang begini:‘Jack, semua yang berbeda, harus diperlakukansama.‘ Ibu sangat teguh pertahankan prinsip itu.


BLACK JACK MENYANGGA PIRING DENGAN KEPALANYA

Setiap hari ibu Fatma slalu masak. Tidak pernah beli di warung, atau pesan catering. Ibu masak tak pernah pakai bumbu. Tangannya dicelupkan ke sayuran yang berair. Lalu masakanpun rampung.

Makanan saya dengan makanan herder-herder itu tak pernah dibedakan. Menu dan porsinya selalu sama. Sesekali, kukira ibu keliru membagikan piring. Piring saya diberikan pada herder, sehingga saya makan pakai piring hewan piaraan ibu. Saya sendiri tak bisa teliti betul membedakannya, karena semua piring di rumah kelihatannya serupa.

BLACK JACK MENJILATI PIRING DENGAN LIDAHNYA

Makanan di piring harus selalu habis, tak boleh ada sisa. Ibu Fatma menunjuk pada herdernya:’Lihat hewan-hewan itu. Piringnya bersih. Lidahnya bisa mencuci, Jack. Mereka adalah mahkliuk yang bisa berterima kasih pada Yang Kuasa. Tiru itu.‘
Di rumah, kami selalu kekurangan air. Akupun belajar mencuci piring dengan lidahku, meniru herder-herder itu. Selai lagi, ibu Fatma ngasih aku nasehat:‘Ega, dunia ini milik semua mahkluk. Kamu tak boleh membeda-bedakan mahkluk. Setiap mahkluk dapat kesempatan dipuji, dihukum juga. Kamu tak bisa minta pujian ibu, sebelum kamu bisa lebih baik dari piaraan ibu. Kamu dengar Ega?! Kamu paham itu, Jack?!!!‘

BLACK JACK MELEPAS SANGGULNYA, LALU DIPAKAI SEBAGAI BANTAL. BLACK JACK MERINGKUK DI ANTARA TANAMAN-TANAMAN BONSAI. SIARAN BERITA TENTANG PASUKAN BAMBU RUNCING YANG BERHASIL MENYERGAP TANGSI BELANDA TERDENGAR DARI SEBUAH RADIO TUA

Suatu hari, waktu Belanda mendarat lagi di Surabaya, ibu pergi ke pasar. Herder-herder kami dilepas di pekarangan belakang. Di pekarangan belakang itu, belasan bonsai kesayangan ibu dipelihara.

Sampai tengah hari, ibu belum pulang. Biasanya kami sudah selesai makan siang pada jam itu. Herder-herder juga biasanya sudah kenyang diransum. Tapi sampai pukul dua, ibu belum muncul juga. Saya dengar di radio, pasukan Belanda bikin rusuh lagi di kota. Agresi kedua. Semua herder melai menggeram-geram. Gelisah, mendengus. Mondar-mandir, lidah menjulur, ekornya dikibas-kibas.

BLACK JACK BERLAKU SEPERTI HERDER

Menjelang senja, hewan-hewan lapar itu mulai mengendus-endus pohon bonsai ibu dengan sungutnya. Kakinya menggaruk-garuk tanah penyangga taneman. Lalu si Herder mulai mengunyah daun-daunnya, rantingnya. Saya coba menggebah. Tapi si Bima, herder jantan paling bongsor, menerkam perut saya. Mencakar paha, mengoyak dengkul saya, lalu menyalak dengan keras. Herder lain ikut memburu. Saya lari menuju pintu belakang.

BLACK JACK MENGGIGIT SANGGULNYA, MERANGKAK MENUJU KAKI MEJA. MATANYA BASAH. TELEPON GENGGAMNYA MENYALA

Ya, Sobron. Ibu-ibu menangis di kuburan. Sudah disiram? Tetap bertahan. Ya, sudah kuduga. Tidak, aku tidak nangis, Sobron. Mana bisa? Sobron, beli nasi bungkus secukupnya. Kasih makan orang-orang itu. Mereka akan jadi hewan kalau terlalu lapar.

BLACK JACK TERDUDUK DI BINGKAI PINTU

Aku nangis. Nahan laper. Perih di perut bekas cakar si Bima.dengkulku terus berdarah. Di radio, aku denger suara Kris Biantoro nyanyi lagu Dhondong apa Salak. Kemana ibu? Katanya Cuma ke pasar.

Anjing-anjing tambah ganas menggunduli daun dan makan abis pohon bonsai ibu. Sesudah merusak, keempatnya bergolek tertib di depan kandang. Rumah gelap tanpa penerangan.

BLACK JACK MENDEKATI POHON BONSAI. MENCOBA MENGGIT GIGIT DAUNNYA. POHON YANG DIGIGIT ITU DI CABUTNYA, LALU DISUSUPKANNYA KE BALIK UNDERWEARNYA

Mulanya aku takut kegelapan. Tapi tidak lagi, setelah kutiru kelakuan herder-herder itu. Aku merasa tubuhku jadi serba tajam. Ada pisau tumbuh di dalam kepalaku.

BLACK JACK MENDEKATI SOSOK BOCAH LELAKI YANG MENGENAKAN ROK. ROK ITU DILEPAS. DARI SELANGKANGAN BOCAH ITU MENYEMBUL PISAU BERKILAT. BLACK JACK MERENGGUT PISAU ITU, LALU MEMOTONG KEPALA BOCAH. BLACK JACK TERTAWA

Hak… hak… hak… kini aku besar. Black Jack sudah besar, bu! Dia tidak takut gelap, bu! Mana gelap? Kusabung kamu!!

BLACK JACK BERGULINGAN, MELOLONG BEBAS, DAN DENGAN GEMBIRA MENEBAS SEMUA SOSOK DI DEPANNYA DENGAN PISAU TERHUNUS. TAK LAMA DIA RUBUH DI DEPAN MEJA YANG MEMBUJUR. TUBUHNYA MENIMPA MINIATUR UNIVERSITAS HEWAN. MINIATUR HANCUR

Ini tidak lama. Daun tak bikin kenyang. Perutku lapar. Aku nangis lagi.

BLACK JACK MEMENCET TOMBOL SP-PHONE

Nyoto, si Bima sudah di ransum? Kasih dobel. Ya! Dobel!
Dan Nyoto, aku akan makam malam di sini.

BLACK JACK MENGENAKAN KAIN PENUTUP MEJA SEBAGAI MANTEL

Ibu Fatma baru datang menjelang subuh, esok harinya. Di tangan ibu, ada selembar bendera yang dijahit tangan. Wajah ibu lusuh dan kusut. Herder-herder menyalak. Ibu merangkuli mereka semua. Si Bima menciumi ibu.

Kasih ibu sepanjang zaman. Diantara kesal, aku gembira. Ibu akan merangkulku juga. Saya masih nangis di kaki meja makan. Rasanya ibu belum denger tangisku. Suara adzan subuh dari mesjid di ujung jalan. Tapi, tiba-tiba.... ibu melolong panjang dari pekarangan belakang. Lalu saya mendengar pintu dapur dibanting dengan hebat. Ibu merebus air. Saya memperkeras tangisan, berharap perhatian. Adzan selesai. Lampu rumah tidak dinyalakan. Sepi sekali di rumah. Matahari sembunyi.

BLACK JACK MENEMPELKAN DADANYA PADA CERET YANG MENGEPULKAN ASAP

Akhirnya, ibu Fatmawati menghampiri saya. Menenteng air yang sudah di jerang. Asapnya bergumpalan. Sepatah kata saja keluar dari mulut ibu:
MANDI!!!!!

GEMA SUARA: MANDI!... MANDI!... MANDI!... MANDI!!!... TERDENGAR PEKAK DI SEANTERO RUANGAN. TUBUH BLACK JACK GEMETAR, LALU DIA MELOLONG HEBAT, DI TIMPALI SUARA GONGGONGAN ANEKA ANJING YANG MEMBURU

Aaaaaaaakkkkhhhhh..........!!!!!!!!!

BLACK JACK MELEPAS UNDERWEARNYA, LALU MEMPERLIHATKAN PUNGGUNGNYA, TAMPAK BEKAS LUKA BAKAR YANG BERAT, BLACK JACK MENGUCAP LIRIH

Air itu... benar-benar mendidih.!!

PADA LAYAR VISUALISASI TAMPAK CLOSE-UP DAGING PUNGGUNG YANG TERBAKAR. KULIT JANGAT TERKELUPAS, DAGING MENTAH YANG MEMUTIH. ASAP MENGEPUL DARI PERMUKAANNYA. BLACK JACK MENGENAKAN KEMBALI GAUN PANJANGNYA

Umur Black Jack baru sembilan tahun, waktu ibu Fatmawati mengguliti punggungnya. Sejak itulah, dari siang ke malam, dari malam ke pagi, dari pagi ke hari, dari hari ke tahun, Black Jack tidak bisa berhenti, menggambar muka-muka anjing. Membaca kisah-kisah anjing. Bermimpi membelah kepala-kepala anjing di kamar mandi. Umur tiga belas tahun, untuk pertama kalinya Black Jack bermain asmara dengan seekor anjing. Umur delapan belas tahun, Black Jack sudah terbiasa makan jeroan anjing.

DENTANG JAM BANDUL TERDENGAR BERAT. DARI BALIK BINGKAI PINTU MUNCUL NYOTO, BERSERAGAM PUTIH, KOPIAH HITAM, KACAMATA HITAM. NYOTO MEMBAWA NAMPAN PERAK BESAR. DI ATAS NAMPAN TERHIDANG JEROAN SEGAR, JEROAN MENTAH BERDARAH

NYOTO:
Makan malam siap, walikota.

BLACK JACK:
Si Bima?


NYOTO MENGANGGUK KHIDMAT. MENARUH NAMPAN DI MEJA, LALU MENGHILANG MENUJU GELAP.
BLACK JACK MENYANTAP MAKAN MALAMNYA DENGAN TANGAN TELANJANG. BIBIR DAN LIDAHNYA MAKIN MERAH.
DARI LUAR RUANGAN TERDENGAR KEMBALI SUARA PARA PENDEMO
:
”Makam tak bisa dibongkar! Dengar kau Walikota? Dengar! Makam ini ayah kami. Ibu kami. Makam bukan tanah terlantar. Makam itu tempat keramat. Kamu Walikota korup. Mau membongkar makam demi uang. Pikiran najis! Walikota tak bermoral! Korup! Walikota antek PKI‘

BLACK JACK TERUS MENYANTAP MAKAN MALAMNYA

Aku sudah membongkar makamku. Menggali kuburan masa laluku. Aku tidak korup sama riwayatku. Itu sebabnya aku terpilih sebagai Walikota. Darimana datangnya korupsi? Mungkin dari punggung pemimpin yang tak kunjung sembuh. Hmm… aku tidak tahu. Aku tidak ngerti tudingan orang-orang itu, yang kulakukan Cuma belajar lebih menyayangi hewan-hewan. Jeroan ini sehat.

SEUNTAI BLUES MENGALUN, BERSAMA GELAP YANG MENYERGAP


Selesai
#naskah # monolog # indonesia # teater # kebudayaan

Comments

Popular posts from this blog

Monolog Balada Sumarah Karya Tentrem Lestari

Monolog Balada Sumarah Karya Tentrem Lestari SIANG ITU MATAHARI MEMBARA DI ATAS KEPALA.   DI SEBUAH SIDING PENGADILAN TERHADAP SEORANG PEREMPUAN YANG TERTUDUH TELAH MELAKUKAN PEMBUNUHAN TERHADAP MAJIKANNYA, AKU SEPERTI DIDERA UCAPANNYA.   SEPERTI DILUCUTI HINGGA TANGGAL SELURUH ATRIBUT PAKAIAN BAHKAN KULIT-KULITKU.   PEREMPUAN ITU, BERNAMA SUMARAH, TKW ASAL INDONESIA.   DINGIN DAN BEKU WAJAHNYA.   DAN MELUNCURLAH BAIT-BAIT KATA ITU : Dewan Hakim yang terhormat, sebelumnya perkenankan saya meralat ucapan jaksa, ini bukan pembelaan.   Saya tidak merasa akan melakukan pembelaan terhadap diri saya sendiri, karena ini bukan pembenaran.   Apapun yang akan saya katakana adalah hitam putih diri saya, merah biru abu-abu saya, belang loreng, gelap cahaya diri saya.   Nama saya Sumarah.   Seorang perempuan, seorang TKW, seorang pembunuh, dan seorang pesakitan.   Bena...

Monolog KAUS KAKI BOLONG

Monolog KAUS KAKI BOLONG Karya Hermana HMT PANGGUNG TERASA MAGIS. SUASANA DIBANGUN OLEH BUNYI ALAT MUSIK GESEK YANG DIPADU DENGAN SUARA ORANG-ORANG BERGUMAM. DI TENGAH PANGGUNG TAMPAK SATU SOSOK TUBUH TERBARING KAKU, TERTUTUP KAIN BATIK SEPERTI MAYAT DAN DI BELAKANGNYA BERDIRI SEBUAH KURSI LIPAT. NGIGAU Ini bukan salahku ! Aku tidak tahu menahu soal itu. Sungguh ! Tidak. Tidak! Jangan pandangi aku seperti itu. Aku…aku.. ahhh ! LAKI-LAKI ITU BERDIRI. IA MENATAP KE SEGALA PENJURU, YANG MANA TIAP LIRIKANNYA CUKUP PELAN DAN MENGANDUNG MISTERI Kenapa kalian pandangi aku seperti itu ? Jangan asal, ya ! Memangnya aku ini apa ? Aku bukanlah barang antik yang suka di pajang di etalase-etalase, atau bintang film murahan koliksi para cukong, apalagi doger monyet yang sering ngamen di pasar malam ! Oh, barang kali kalian suka sama aku. Suka, ya ? Heh ! Tidak ? Ah suka. Jangan munafik deh. Tu kan…tu kan suka. MELUDAH Pu...

Naskah Monolog B A H A Y A Karya Putu Wijaya

Monolog B A H A Y A Karya Putu Wijaya DUDUK DI KURSI MEMAKAI SELIMUT PUTIH, HABIS CUKUR. CAMBANGNYA MAU DI KEROK.             Ketika tukang cukur menghunus pisau untuk meratakan godek, aku tersentak. Aku baru menyadari bahwa kehidupan berbahaya. Dunia manusia sama buasnya dengan rimba raya. Mengancam. Di mana-mana menganga bahaya. Siapa yang dapat menjamin tukang cukur itu tidak hanya akan merapikan godek dan jenggot kita. Bagaimana kalau dia menorehkan pisah itu ke leherku? BERDIRI, MENGHINDARI BAHAYA. Kita tidak boleh mengambil resiko untuk potong rambut di sembarang tempat. Karena berhubungan dengan tukang potong rambut yang tak dikenal, setiap saat bisa berarti memotong leher. Bahkan dengan tukang cukur yang sudah dikenal pun selalu ada bahaya. Bagaimana kalau pisau yang terhunus di tangannya itu menimbulkan inspirasinya, mem...