Skip to main content

Monolog ANZING Karya: Rachman Sabur




















Monolog
ANZING
Karya: Rachman Sabur



















PROLOG
LAGU “17 JULI” KARYA IWAN FALS DIDENGARKAN

VIDEO SCREEN
FILM SEGEROMBOLAN ANJING BERKELIARAN. PENCERAMAH BERDIRI DI DEPAN PODIUM. PENCERAMAH MEMATIKAN VIDEO SCREEN DENGAN REMOTE CONTROL.


Ngomong-ngomong tuan-tuan,nyonya-nyonya….dan nonoa-nona perkenankanlah dalam kesempatan ceramah ilmiah kali ini saya akan mengambil pokok tentang “dunia anjing dan sekitarnya”. Dunia yang berhubungan dengan komunikasi, sikap dan perilaku mereka, baik itu ditinjau dari aspek cultural maupun dari aspek sosial, yang mempunyai kecenderungan lebih terbuka, gambling, apa adanya dan realistis.

Kalau kita menengok pada teori-teori lama, teori klasik, bahkan teori primitive, akan kita temukan juga embrio-embrio yang berubah dan berkembang pada tatanan struktur libido seksualitas semua makhluk pada umumnya.

Saya akan memberikan sample tentang sebuah keluarga dimasyarakat metropolis yang mempunyai fenomena trhadap gejala realitas yang sedikit miring ke kiri dan sedikit miring ke kanan.

Sekarang mari kita amati dan jangan kesusu memberikan kesimpulan akademis terhadap sample yang akan saya uraikan ini. Jangan pula sekali-kali menggunakan kaca mata religi agama karena landasannya berbeda. Jelas menjadi paradoks. Tapi tetap akan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan manusia dan sekitarnya. Juga bagi ilmu pengetahuan anjing dan sekitarnya.

Sekarang mari kita amati tayangan berikut ini :

PENCERAMAH MEMIJIT REMOTE CONTROL. FILM ANJING-ANJING SEDANG MAKAN TULANG. PENCERAMAH MEMATIKAN REMOTE CONTROL

Tuan-tuan…..
Dimasyarakat lingkungan kita ada banyak anjing-anjing berkeliaran :di tong-tong sampah, di pasr-pasr malam, di terminal-terminal, di rumah-rumah mewah, bahkan ada banyak juga di hotel-hotel berbintang, di gedung-gedung dewan perwakilan, di gedung-gedung pengadilan, banyak sekali yang seperti itu. Dari sekian banyak anjingiu ada yang disekolahkan dikepolisian, tapi ada juga yang lebih suka masuk salon untuk memperindah bulu-bulunya. Tapi jangan salah, ada yang rabies, yang kudisan, yang panuan, yang sakit-sakitan melulu. Mungkin yang sakit-sakitan ini tingkat populasinya jauh lebih banyak dari yang diperkirakan sebelumnya. Saya telah mencatatnya berdasarkan hasi l penelitian dari lembaga ilmu peranjingan. Fantastis memang! Sifat-sifat naluri keanjingan itu menjadi sesuatu yang menarik dan mempengaruhi pola hidup bagi bangfsa manusia. Ini gejala perubahan naturaliskah? Genetikkah? Atau ini problematika kulturalkah?


Sebagai seorang professional dalam bidang multi  keilmuan fisik dan metafisik, saya mencoba melakuan analisa terhadap kecenderungan perpaduan antara naluri kemanusiaan dan naluri kebinatangan, namun sebelumnya kita saksikan dulu peristiwa berikut ini

PENCERAMAH MEMIJIT REMOTE CONTROL. TAYANGA NDISOLVING GAMBAR MANUSIA DAN GAMBAR ANJING YANG MENONJOLKAN BAGIAN-BAGIAN TUBUH YANG DIANGGAP TABU DIPERTONTONKAN. PENCERAMAH MEMATIKAN EMOTE CONTROL

Maaf, saya mohon maaf… Gambar-gambar tak senonoh itu harusnya saya edit, demi menjaga martabat bangsa manusia dan anjing. Tap kalau kita kembali lagi bertitik tolak pada kepentingan penelitian, tentang pesamaan dan perbedaan antara manusia dan anjing khususntya, dan binatang pada umumnya. Adegan-adegan yang saudara-saudara saksikan tadi sebenarnya cukup senonoh dibandingkan dengan adegan-adegan atau peristiwa-peristiwa riil yang terjadi di masyarakat  kita dewas ini. Saya harap penjelasan ceramah saya tidak menyesatkan, karena saya bulan orang yang sesat.

Baik, untuk lebih jelasnya akan saya perkenalkan pada aktornya

PENCERAMAH MEMIJIT KEMBALI REMOTE CONTROL. TAYANGAN FIGURE ANJING-NJING MUNCUL SAMBIL MENGGONGGONG. LALU REMOTE CONTROL DI MATIKAN KEMBALI

dari uraian tentang perasaan

Nyonya-nyonya…..
Dari uraian tentang persamaan dan perbedaan, antara anjing dan manusia…. Dan manusia dan anjing, maka muncul pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut : apakah anjing? Siapakah manusia? Apakah manusia? Siapakah anjing? Apakah jantan itu? Dan siapakah berita itu? Kaukah itu ibu? Siapakah bapakku? Anjingkah? Manusiakah? Manusia menyalak. Anjing menagis. Anjing bersetubuh. Manusia berselingkuh. Manusia maling,. Anjing mengejar. Anjing tentara : “anjing siah!”….. kata manusia. Lalu kata anjing : ”manusia sial !”….”rakus siah!”…. “korup siah!”… “biadap siah”…”pembunuh siah!”… lalu kata manusia : “rabbies siah!”…. “kudisan siah!”….”Jorok siah!”….  “anjing siah!”… lalu kata anjing : “mentang-mntang siah!”….”jagah siah!”….”sesat siah!”…. “kanibal siah!”….lalu kata manusia : “tai siah!”….”tai anjingh siah!”…. lalu kata anjing : “Tuhan …. Kenapa ciptakan daku sehina ini?”…. “apakah manusia itu Tuhan?”…. “siapakah manusia itu Tuhan?”….

PENCERAMAH MENGENDALIKAN EMOSINYA

Nona-nona………
Maaf, saya jadi ngelantur begini, Ini disebabkan karena subjectivitas emosional saya yang labil, kadang saya mnjadi manusia, kadang pula saya menjadi anjing….. maafkan saya….

PENCERAMAH MEMIJIT LAGI REMOTE CONTROLNYA, GAMBAR ANJING-ANJING BERINGAS MUNCUL


Saudara-saudara……..
Kalau kita membaca tentang teori-teori modern manusia……. Dan anjing…… Dan anjing dan manusia…… Dan seterusnya………

SUARA PENCERAMAH MENJADI SEPERTI MANUSIA SUARA ANJING. BAJU DAN CELANANYA DIBUKA. IA TELANJANGF NAIK KE ATAS MIMBAR DAN BERPHOSE ANJING, BERSUARA ANJINGT


EPILOG
LAGU “AJING BERINGAS” KARYA HARRY ROESLI.


FADE OUT.


Comments

Popular posts from this blog

Monolog Balada Sumarah Karya Tentrem Lestari

Monolog Balada Sumarah Karya Tentrem Lestari SIANG ITU MATAHARI MEMBARA DI ATAS KEPALA.   DI SEBUAH SIDING PENGADILAN TERHADAP SEORANG PEREMPUAN YANG TERTUDUH TELAH MELAKUKAN PEMBUNUHAN TERHADAP MAJIKANNYA, AKU SEPERTI DIDERA UCAPANNYA.   SEPERTI DILUCUTI HINGGA TANGGAL SELURUH ATRIBUT PAKAIAN BAHKAN KULIT-KULITKU.   PEREMPUAN ITU, BERNAMA SUMARAH, TKW ASAL INDONESIA.   DINGIN DAN BEKU WAJAHNYA.   DAN MELUNCURLAH BAIT-BAIT KATA ITU : Dewan Hakim yang terhormat, sebelumnya perkenankan saya meralat ucapan jaksa, ini bukan pembelaan.   Saya tidak merasa akan melakukan pembelaan terhadap diri saya sendiri, karena ini bukan pembenaran.   Apapun yang akan saya katakana adalah hitam putih diri saya, merah biru abu-abu saya, belang loreng, gelap cahaya diri saya.   Nama saya Sumarah.   Seorang perempuan, seorang TKW, seorang pembunuh, dan seorang pesakitan.   Bena...

Monolog KAUS KAKI BOLONG

Monolog KAUS KAKI BOLONG Karya Hermana HMT PANGGUNG TERASA MAGIS. SUASANA DIBANGUN OLEH BUNYI ALAT MUSIK GESEK YANG DIPADU DENGAN SUARA ORANG-ORANG BERGUMAM. DI TENGAH PANGGUNG TAMPAK SATU SOSOK TUBUH TERBARING KAKU, TERTUTUP KAIN BATIK SEPERTI MAYAT DAN DI BELAKANGNYA BERDIRI SEBUAH KURSI LIPAT. NGIGAU Ini bukan salahku ! Aku tidak tahu menahu soal itu. Sungguh ! Tidak. Tidak! Jangan pandangi aku seperti itu. Aku…aku.. ahhh ! LAKI-LAKI ITU BERDIRI. IA MENATAP KE SEGALA PENJURU, YANG MANA TIAP LIRIKANNYA CUKUP PELAN DAN MENGANDUNG MISTERI Kenapa kalian pandangi aku seperti itu ? Jangan asal, ya ! Memangnya aku ini apa ? Aku bukanlah barang antik yang suka di pajang di etalase-etalase, atau bintang film murahan koliksi para cukong, apalagi doger monyet yang sering ngamen di pasar malam ! Oh, barang kali kalian suka sama aku. Suka, ya ? Heh ! Tidak ? Ah suka. Jangan munafik deh. Tu kan…tu kan suka. MELUDAH Pu...

Naskah Monolog B A H A Y A Karya Putu Wijaya

Monolog B A H A Y A Karya Putu Wijaya DUDUK DI KURSI MEMAKAI SELIMUT PUTIH, HABIS CUKUR. CAMBANGNYA MAU DI KEROK.             Ketika tukang cukur menghunus pisau untuk meratakan godek, aku tersentak. Aku baru menyadari bahwa kehidupan berbahaya. Dunia manusia sama buasnya dengan rimba raya. Mengancam. Di mana-mana menganga bahaya. Siapa yang dapat menjamin tukang cukur itu tidak hanya akan merapikan godek dan jenggot kita. Bagaimana kalau dia menorehkan pisah itu ke leherku? BERDIRI, MENGHINDARI BAHAYA. Kita tidak boleh mengambil resiko untuk potong rambut di sembarang tempat. Karena berhubungan dengan tukang potong rambut yang tak dikenal, setiap saat bisa berarti memotong leher. Bahkan dengan tukang cukur yang sudah dikenal pun selalu ada bahaya. Bagaimana kalau pisau yang terhunus di tangannya itu menimbulkan inspirasinya, mem...